Jakarta, Jangan sembarangan menelan makanan meskipun
terlihat sehat dan menyegarkan. Beberapa bahan makanan nabati diperoleh
dari tanaman yang dibesarkan dengan pestisida. Pestisida merupakan racun
dan dapat menyebabkan berbagai penyakit berbahaya apabila masuk ke
dalam tubuh.
Pestisida ada berbagai jenis, tapi tujuannya sama, yaitu dirancang untuk membunuh hama. Meskipun sudah menjalani proses pembersihan, terkadang residu atau sisa pestisida masih tertinggal dalam bahan makanan. Bahan beracun ini juga disalahkan atas berkurangnya kadar mineral dalam makanan.
Beberapa ilmuwan masih menoleransi kadar pestisida dalam makanan dengan mengatakan bahwa dalam jumlah kecil efeknya tidak akan terlalu signifikan bagi tubuh. Namun ilmuwan lainnya ada yang bersikeras bahwa dalam dosis yang sangat kecil pun pestisida bisa menimbulkan masalah kesehatan. Efeknya bisa saja muncul beberapa puluh tahun berikutnya.
Seperti dilansir Rodale, Senin (13/8/2012), ada 7 penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh pestisida:
1. Diabetes
Sejak bertahun-tahun yang lalu, para ilmuwan telah melihat hubungan antara pestisida dan diabetes. Sebuah penelitian tahun 2011 yang diterbitkan jurnal Diabetes Care menemukan bahwa orang yang mengalami kelebihan berat badan dan di tubuhnya terdapat pestisida organoklorin berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2.
Untuk mencegah diabetes, pilihlah produk makanan organik tanpa pestisida. Hindari menggunakan penyegar udara kimia dan produk-produk artifisial yang beraroma sebab dapat memicu diabetes tipe 2.
2. Kanker
Lebih dari 260 pestisida terbukti berkaitan dengan berbagai jenis kanker seperti limfoma, leukemia, sarkoma jaringan lunak, kanker otak, kanker payudara, kanker prostat, kanker tulang, kanker kandung kemih, kanker tiroid, kanker usus, kanker hati, dan kanker paru-paru.
3. Autisme dan Gangguan Perkembangan Lainnya
Para peneliti terkemuka di dunia percaya bahwa autisme disebabkan oleh perpaduan antara gen dan polutan yang yang masuk ketika ibu hamil. Kebanyakan insektisida membunuh hama dengan cara mengganggu fungsi sarafnya. Mekanisme yang sama tampaknya bisa terjadi pada janin yang terpapar insektisida.
Sebuah penelitian tahun 2010 yang dilakukan Harvard University menemukan bahwa anak-anak yang di dalam urinnya terkandung pestisida organofosfat jauh lebih mungkin mengalami ADHD atau ganguan pemusatan perhatian dan hiperaktif dibanding anak-anak yang urinnya tidak tercemar pestisida.
4. Obesitas
Beberapa jenis pestisida berfungsi sebagai pengganggu hormon. Artinya, pestisida bertindak seperti hormon palsu dalam tubuh. Hormon ini memblokir jalur komunikasi hormon yang penting bagi tubuh atau mengganggu kemampuan tubuh untuk mengatur pengeluaran hormon yang sehat.
Penelitian tahun 2012 yang dimuat jurnal Environmental Health Perspectives menemukan bahwa ada lebih dari 50 pestisida yang diklasifikasikan sebagai pengganggu hormon. Beberapa di antaranya dapat memicu sindrom metabolik dan obesitas apabila terakumulasi dalam sel-sel.
5. Penyakit Parkinson
Lebih dari 60 penelitian menunjukkan hubungan antara pestisida dan penyakit Parkinson. Penyakit ini ditandai dengan gerakan gemetar yang tidak dapat dikendalikan. Ternyata penyakit ini sangat berkaitan dengan paparan bahan pembunuh hama dan gulma untuk jangka waktu yang panjang.
6. Kemandulan
Pestisida dapat mengganggu kesuburan. Salah satunya adalah atrazin, pembunuh gulma yang banyak digunakan di pertanian tebu dan ternyata terdeteksi dalam air keran. Dokter dan ilmuwan menunjukkan bukti bahwa atrazin meningkatkan risiko keguguran dan kemandulan.
Pestisida jenis lain juga dapat menurunkan kadar testosteron pria. Sebuah penelitian tahun 2006 menemukan bahwa klorpirifos, zat kimia yang digunakan dalam apel nonorganik dan pertanian lada serta carbaryl, pestisida yang banyak digunakan pada tanaman stroberi, dapat menurunkan kadar testosteron.
7. Bayi Lahir Cacat
Bayi yang dikandung selama musim semi dan musim panas, yaitu ketika penggunaan pestisida dalam produk makanan sangat marak, ternyata berisiko paling tinggi mengalami cacat lahir. Pada bulan-bulan ini, kadar pestisida di permukaan air ditemukan paling tinggi. Selain itu, penyakit spina bifida, bibir sumbing, kaki pengkor dan sindrom Down juga bisa diakibatkan karena ibu hamil terpapar pestisida.
Untuk menghindari risiko ini, gunakan filter air yang disertifikasi oleh NSF Internasional. Alat ini secara signifikan dapat mengurangi kadar atrazin dan pestisida lainnya dalam air.
(pah/ir)
Pestisida ada berbagai jenis, tapi tujuannya sama, yaitu dirancang untuk membunuh hama. Meskipun sudah menjalani proses pembersihan, terkadang residu atau sisa pestisida masih tertinggal dalam bahan makanan. Bahan beracun ini juga disalahkan atas berkurangnya kadar mineral dalam makanan.
Beberapa ilmuwan masih menoleransi kadar pestisida dalam makanan dengan mengatakan bahwa dalam jumlah kecil efeknya tidak akan terlalu signifikan bagi tubuh. Namun ilmuwan lainnya ada yang bersikeras bahwa dalam dosis yang sangat kecil pun pestisida bisa menimbulkan masalah kesehatan. Efeknya bisa saja muncul beberapa puluh tahun berikutnya.
Seperti dilansir Rodale, Senin (13/8/2012), ada 7 penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh pestisida:
1. Diabetes
Sejak bertahun-tahun yang lalu, para ilmuwan telah melihat hubungan antara pestisida dan diabetes. Sebuah penelitian tahun 2011 yang diterbitkan jurnal Diabetes Care menemukan bahwa orang yang mengalami kelebihan berat badan dan di tubuhnya terdapat pestisida organoklorin berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2.
Untuk mencegah diabetes, pilihlah produk makanan organik tanpa pestisida. Hindari menggunakan penyegar udara kimia dan produk-produk artifisial yang beraroma sebab dapat memicu diabetes tipe 2.
2. Kanker
Lebih dari 260 pestisida terbukti berkaitan dengan berbagai jenis kanker seperti limfoma, leukemia, sarkoma jaringan lunak, kanker otak, kanker payudara, kanker prostat, kanker tulang, kanker kandung kemih, kanker tiroid, kanker usus, kanker hati, dan kanker paru-paru.
3. Autisme dan Gangguan Perkembangan Lainnya
Para peneliti terkemuka di dunia percaya bahwa autisme disebabkan oleh perpaduan antara gen dan polutan yang yang masuk ketika ibu hamil. Kebanyakan insektisida membunuh hama dengan cara mengganggu fungsi sarafnya. Mekanisme yang sama tampaknya bisa terjadi pada janin yang terpapar insektisida.
Sebuah penelitian tahun 2010 yang dilakukan Harvard University menemukan bahwa anak-anak yang di dalam urinnya terkandung pestisida organofosfat jauh lebih mungkin mengalami ADHD atau ganguan pemusatan perhatian dan hiperaktif dibanding anak-anak yang urinnya tidak tercemar pestisida.
4. Obesitas
Beberapa jenis pestisida berfungsi sebagai pengganggu hormon. Artinya, pestisida bertindak seperti hormon palsu dalam tubuh. Hormon ini memblokir jalur komunikasi hormon yang penting bagi tubuh atau mengganggu kemampuan tubuh untuk mengatur pengeluaran hormon yang sehat.
Penelitian tahun 2012 yang dimuat jurnal Environmental Health Perspectives menemukan bahwa ada lebih dari 50 pestisida yang diklasifikasikan sebagai pengganggu hormon. Beberapa di antaranya dapat memicu sindrom metabolik dan obesitas apabila terakumulasi dalam sel-sel.
5. Penyakit Parkinson
Lebih dari 60 penelitian menunjukkan hubungan antara pestisida dan penyakit Parkinson. Penyakit ini ditandai dengan gerakan gemetar yang tidak dapat dikendalikan. Ternyata penyakit ini sangat berkaitan dengan paparan bahan pembunuh hama dan gulma untuk jangka waktu yang panjang.
6. Kemandulan
Pestisida dapat mengganggu kesuburan. Salah satunya adalah atrazin, pembunuh gulma yang banyak digunakan di pertanian tebu dan ternyata terdeteksi dalam air keran. Dokter dan ilmuwan menunjukkan bukti bahwa atrazin meningkatkan risiko keguguran dan kemandulan.
Pestisida jenis lain juga dapat menurunkan kadar testosteron pria. Sebuah penelitian tahun 2006 menemukan bahwa klorpirifos, zat kimia yang digunakan dalam apel nonorganik dan pertanian lada serta carbaryl, pestisida yang banyak digunakan pada tanaman stroberi, dapat menurunkan kadar testosteron.
7. Bayi Lahir Cacat
Bayi yang dikandung selama musim semi dan musim panas, yaitu ketika penggunaan pestisida dalam produk makanan sangat marak, ternyata berisiko paling tinggi mengalami cacat lahir. Pada bulan-bulan ini, kadar pestisida di permukaan air ditemukan paling tinggi. Selain itu, penyakit spina bifida, bibir sumbing, kaki pengkor dan sindrom Down juga bisa diakibatkan karena ibu hamil terpapar pestisida.
Untuk menghindari risiko ini, gunakan filter air yang disertifikasi oleh NSF Internasional. Alat ini secara signifikan dapat mengurangi kadar atrazin dan pestisida lainnya dalam air.
(pah/ir)
Baca Juga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar