Jakarta, Gaya hidup merupakan penyebab umum obesitas
dan beberapa penyakit lain seperti diabetes, penyakit jantung hingga
kanker. Selain pola makan yang tidak sehat, gaya hidup pemicu penyakit
adalah kurang olahraga. Mengingat fungsinya yang begitu penting, maka
kurang olahraga bisa disebut sebagai suatu penyakit.
"Aktivitas fisik mempengaruhi kesehatan seseorang. Kurang berolahraga secara berkepanjangan dapat menyebabkan tubuh mengalami perubahan struktur dan metabolik. Denyut jantung akan meningkat berlebihan ketika melakukan aktivitas fisik, terjadi kelainan tulang dan otot, berkurangnya ketahanan fisik dan penurunan volume darah," kata pakar fisiologi Mayo Clinic, Michael Joyner, MD seperti dilansir Science Daily, Selasa (14/8/2012).
Dalam Journal of Physiology, dr Joyner menjelaskan beberapa penyakit kronis yang dapat disebabkan karena kurang berolahraga, yaitu fibromyalgia, sindrom kelelahan kronis dan sindrom takikardia postural ortostatik, sindrom yang ditandai dengan detak jantung berlebihan atau tak beraturan dan gejala flu ketika berdiri atau melakukan aktifitas fisik.
Ilmuwan dari Texas Health Presbyterian Hospital Dallas dan University of Texas Southwestern Medical Center menemukan bahwa berolahraga selama 3 bulan saja sudah dapat mengembalikan atau menyembuhkan banyak gejala POTS. Penelitian ini menunjukkan bahwa dokter ada baiknya meresepkan olahraga sebelum memberikan pengobatan kepada pasien.
Dr Joyner menjelaskan, ketika orang yang lama tak berolaharga kemudian mencoba berolahraga kembali, maka ia mungkin akan merasa pusing atau tidak nyaman. Akhirnya, ia akan berhenti berolahraga karena merasa kondisi kesehatannya justru semakin memburuk daripada ketika tidak berolahraga.
"Saya berpendapat bahwa aktivitas fisik adalah akar penyebab dari banyak masalah umum yang kita miliki. Jika kita menganggapnya sebagai penyakit, kita akan dapat mengembangkan cara pengobatan seperti yang dilakukan untuk mengobati kecanduan obat, rokok, alkohol dan lainnya," kata dr Joyner.
Jika aktivitas fisik dianggap sebagai penyakit, bukan hanya sebagai penyebab atau produk sampingan dari penyakit, dokter akan lebih menyadari pentingnya olahraga dan meresepkannya sebagai bagian dari program rehabilitasi atau pengobatan. Bagi orang yang ingin mulai melakukan olahraga secara rutin, dr Joyner menyarankan agar melakukannya secara perlahan dan bertahap.
"Jangan langsung mulai berolahraga keras setelah sekian lama tidak berolahraga. Mulailah dengan menetapkan tujuan yang ingin dicapai dan melakukannya sedikit demi sedikit," kata dr Joyner.
Berolahraga tidak harus dilakukan di gym atau didampingi pelatih pribadi. Bisa dengan melakukan aktivitas fisik sebanyak mungkin setiap hari. Berjalan hanya 10 menit saja 3 kali sehari sudah memiliki khasiat yang sama dengan berolahraga dalam taraf sedang selama 150 menit dalam seminggu.
"Aktivitas fisik mempengaruhi kesehatan seseorang. Kurang berolahraga secara berkepanjangan dapat menyebabkan tubuh mengalami perubahan struktur dan metabolik. Denyut jantung akan meningkat berlebihan ketika melakukan aktivitas fisik, terjadi kelainan tulang dan otot, berkurangnya ketahanan fisik dan penurunan volume darah," kata pakar fisiologi Mayo Clinic, Michael Joyner, MD seperti dilansir Science Daily, Selasa (14/8/2012).
Dalam Journal of Physiology, dr Joyner menjelaskan beberapa penyakit kronis yang dapat disebabkan karena kurang berolahraga, yaitu fibromyalgia, sindrom kelelahan kronis dan sindrom takikardia postural ortostatik, sindrom yang ditandai dengan detak jantung berlebihan atau tak beraturan dan gejala flu ketika berdiri atau melakukan aktifitas fisik.
Ilmuwan dari Texas Health Presbyterian Hospital Dallas dan University of Texas Southwestern Medical Center menemukan bahwa berolahraga selama 3 bulan saja sudah dapat mengembalikan atau menyembuhkan banyak gejala POTS. Penelitian ini menunjukkan bahwa dokter ada baiknya meresepkan olahraga sebelum memberikan pengobatan kepada pasien.
Dr Joyner menjelaskan, ketika orang yang lama tak berolaharga kemudian mencoba berolahraga kembali, maka ia mungkin akan merasa pusing atau tidak nyaman. Akhirnya, ia akan berhenti berolahraga karena merasa kondisi kesehatannya justru semakin memburuk daripada ketika tidak berolahraga.
"Saya berpendapat bahwa aktivitas fisik adalah akar penyebab dari banyak masalah umum yang kita miliki. Jika kita menganggapnya sebagai penyakit, kita akan dapat mengembangkan cara pengobatan seperti yang dilakukan untuk mengobati kecanduan obat, rokok, alkohol dan lainnya," kata dr Joyner.
Jika aktivitas fisik dianggap sebagai penyakit, bukan hanya sebagai penyebab atau produk sampingan dari penyakit, dokter akan lebih menyadari pentingnya olahraga dan meresepkannya sebagai bagian dari program rehabilitasi atau pengobatan. Bagi orang yang ingin mulai melakukan olahraga secara rutin, dr Joyner menyarankan agar melakukannya secara perlahan dan bertahap.
"Jangan langsung mulai berolahraga keras setelah sekian lama tidak berolahraga. Mulailah dengan menetapkan tujuan yang ingin dicapai dan melakukannya sedikit demi sedikit," kata dr Joyner.
Berolahraga tidak harus dilakukan di gym atau didampingi pelatih pribadi. Bisa dengan melakukan aktivitas fisik sebanyak mungkin setiap hari. Berjalan hanya 10 menit saja 3 kali sehari sudah memiliki khasiat yang sama dengan berolahraga dalam taraf sedang selama 150 menit dalam seminggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar