Rabu, 20 Maret 2013

Syaraf Kejepit Jangan Dianggap Remeh


Jakarta, Saraf kejepit bisa disebabkan salah posisi ketika tidur atau mengangkat barang. Saraf kejepit kadang masih disepelekan, padahal jika tidak segera ditangani dapat menimbulkan kerusakan permanen. Kebanyakan orang mengalami saraf terjepit di daerah pinggang, leher, pundak atau bagian lainnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman dan sakit di sekitar daerah tersebut. Jika sebuah saraf terjepit atau saraf dikompresi, maka dapat mengganggu aliran rangsangan ke saraf lainnya sehingga mempengaruhi perjalanan jaringan saraf. Seperti dikutip dari Mayo Clinic, Senin (5/4/2010) sebuah saraf bisa terjepit jika ada terlalu banyak tekanan yang diterima saraf tersebut. Tekanan ini berasal dari jaringan disekitarnya seperti tulang, tulang rawan, otot atau tendon (urat). Tekanan tersebut mengganggu fungsi dari saraf sehingga menyebabkan sakit, kesemutan, mati rasa atau kelemahan. Saraf yang terjepit dapat terjadi di bagian tubuh mana saja. Jika saraf terjepit terjadi pada lempengan tulang belakang bagian bawah, maka akan memberikan tekanan pada suatu akar saraf yang dapat menyebabkan rasa sakit di bagian belakang kaki (linu panggul). Tapi jika saraf yang terjepit terjadi di pergelangan tangan, maka menimbulkan nyeri atau mati rasa di bagian tangan dan jari (carpal tunnel syndrome). Selain rasa nyeri, sakit dan ketidaknyamanan, masih ada dampak buruk lain jika salah satu saraf terjepit, yaitu: Terganggunya komplesitas dari jaringan saraf. Saraf seseorang terdiri dari jaringan saraf yang berjumlah miliaran, dan tubuh seseorang bisa berfungsi dengan baik karena adanya jaringan saraf tersebut. Tanpa jaringan ini, maka seseorang tidak bisa membedakan suhu panas dan dingin atau rasa senang dan rasa sakit. Setiap aktivitas dapat berjalan dengan baik jika fungsi dari saraf dan jaringannya tidak terganggu. Jika ada salah satu jaringan yang rusak, maka bisa mempengaruhi seluruh jaringan saraf lain di tubuh. Misalnya jika ada saraf terjepit di tangan seperti carpal tunnel syndrome akan mengakibatkan mati rasa, nyeri dan kelemahan. Jika kondisi ini diabaikan atau tidak segera diobati, maka jaringan saraf disekitarnya juga akan terganggu dan otot-otot di tangan serta pergelangan kemungkinan menyusut sehingga mengakibatkan kelemahan akut. Kerusakan jaringan saraf Saraf terjepit dapat menimbulkan sensasi kesemutan, rasa terbakar atau seperti ditusuk-tusuk pada daerah tersebut. Jika kondisi ini terabaikan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan jaringan saraf. Kerusakan saraf ini bisa mengakibatkan hilangnya koordinasi fisik dan keseimbangan serta sensitivitas yang ekstrim pada semua jenis kontak fisik. Penyebab Penyebab saraf terjepit bisa bermacam-macam, tapi penyebab paling umum adalah cedera, postur tubuh yang buruk, osteoartritis, stres dari pekerjaan yang berulang, kegiatan olahraga dan juga obesitas. Jika saraf yang terjepit terjadi dalam waktu singkat, biasanya tidak akan menimbulkan kerusakan permanen dan saraf bisa berfungsi secara normal. Tapi jika tekanan terus terjadi, dapat menimbulkan sakit kronis dan kerusakan saraf permanen. Perawatan yang paling sering direkomendasikan adalah istirahat total atau menghentikan semua kegiatan yang dapat memperburuk tekanan di saraf. Namun hal ini tergantung dari lokasi saraf terjepit, pada lokasi tertentu kadang membutuhkan bantuan penyangga. Obat-obat antiinflamasi non-steroid jadi pilihan, seperti ibuprofen dan naproxen. Sedangkan gabapentin dan pregabalin lebih spesifik digunakan pada gangguan syaraf, hanya bisa diperoleh dengan resep dokter. Biasanya seseorang akan sembuh setelah beberapa hari. Tapi jika tidak ada perbaikan setelah beberapa minggu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan terapi fisik, obat-obatan untuk mengurangi nyeri atau operasi untuk menghilangkan tekanan di saraf. Syaraf terjepit bisa dicegah seperti: Menjaga postur tubuh yang baik Olahraga untuk menjaga kelenturan dan kekuatan otot Menghindari aktivitas berulang (repetitif) Menjaga berat badan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar