Jakarta, Olahraga memang dianjurkan bagi pasien hipertensi maupun sakit jantung, karena bisa membantu memperbaiki kondisi asal dilakukan secara terukur. Namun harus tahu batasnya, sebab beberapa jenis olahraga tetap harus dihindari.
Dr Michael Triangto, SpKO, pakar kesehatan olahraga dari RS Mitra Kemayoran mengatakan olahraga berat seperti angkat beban tidak dianjurkan bagi pasien hipertensi dan sakit jantung. Olahraga ini memaksa pasien mengeluarkan tenaga maksimal sampai harus tahan napas.
"Itu akan memicu tekanan darahnya meningkat. Kalaupun ingin olahraga pasien harus tetap bisa mengotrol nafasnya sehingga tidak membuat tekanan darahnya meningkat dan mengurangi risiko beban jantung," kara Dr Michael saat dihubungi detikHealth, seperti ditulis Rabu (20/3/2013).
Memang tidak ada tanda-tanda khusus yang langsung bisa diamati ketika seorang pasien mengalami overtrained atau melakukan olahraga berlebihan. Tanda-tanda itu hanya bisa diamati jika olahraganya terukur dari waktu ke waktu sehingga bisa dibandingkan.
Bahkan bukan cuma denyut jantung saat olahraga yang harus terukur, melainkan sepanjang hari saat melakukan aktivitas sehari-hari. Misalnya saat bangun tidur, denyut jantung dan tekanan darahnya perlu diperiksa dan dicatat jika ingin benar-benar terukur.
"Kita bisa ukur ketika baru bangun tidur, denyut jantung saat itu akan lebih tinggi dari biasanya, kalau naik terus setiap hari berarti bisa jadi dia overtrained," kata Dr Michael memberikan contoh.
Dibandingkan tanda-tanda yang lain, denyut jantung dipercaya sebagai tanda-tanda yang paling objek6tif dan terpercaya. Tanda lain yang bisa digunakan adalah berat badan, misalnya dalam seminggu berat badannya turun terus karena latihan dan olahraga. Kondisi itu bisa pula diartikan sebagai kemungkinan overtrained.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar