1. Terapi Non Obat
Terapi non obat terdiri dari edukasi, penurunan berat badan,
terapi fisik dan terapi kerja. Pada edukasi, yang penting adalah
meyakinkan pasien untuk dapat mandiri, tidak selalu tergantung pada
orang lain. Walaupun OA tidak dapat disembuhkan, tetapi kualitas
hidup pasien dapat ditingkatkan.4
Penurunan berat badan merupakan tindakan yang penting,
terutama pada pasien-pasien obesitas, untuk mengurangi beban pada
sendi yang terserang OA dan meningkatkan kelincahan pasien waktu
bergerak. Suatu studi mengikuti 21 penderita OA yang mengalami obesitas, kemudian mereka melakukan penurunan berat badan
dengan cara diet dan olah raga. Setelah diikuti selama 6 bulan,
dilaporkan bahwa pasien-pasien tersebut mengalami perbaikan fungsi
sendi serta pengurangan derajat dan frekuensi rasa sakit.42
Terapi fisik dan terapi kerja bertujuan agar penderita dapat
melakukan aktivitas optimal dan tidak tergantung pada orang lain.
Terapi ini terdiri dari pendinginan, pemanasan dan latihan
penggunaan alat bantu. Dalam terapi fisik dan terapi kerja dianjurkan
latihan yang bersifat penguatan otot, memperluas lingkup gerak sendi
dan latihan aerobik. Latihan tidak hanya dilakukan pada pasien yang
tidak menjalani tindakan bedah, tetapi juga dilakukan pada pasien
yang akan dan sudah menjalani tindakan bedah, sehingga pasien
dapat segera mandiri setelah pembedahan dan mengurangi
komplikasi akibat pembedahan.15,34
2. Terapi Obat
Parasetamol merupakan analgesik pertama yang diberikan
pada penderita OA dengan dosis 1 gram 4 kali sehari, karena
cenderung aman dan dapat ditoleransi dengan baik, terutama pada
pasien usia tua. Kombinasi parasetamol / opiat seperti coproxamol
bisa digunakan jika parasetamol saja tidak membantu. Tetapi jika
dimungkinkan, penggunaan opiat yang lebih kuat hendaknya
dihindari.34
Kelompok obat yang banyak digunakan untuk menghilangkan
nyeri penderita OA adalah obat anti inflamasi non steroid (OAINS).
OAINS bekerja dengan cara menghambat jalur siklooksigenase (COX)
pada kaskade inflamasi. Terdapat 2 macam enzim COX, yaitu COX-1
(bersifat fisiologik, terdapat pada lambung, ginjal dan trombosit) dan
COX-2 (berperan pada proses inflamasi). OAINS tradisional bekerja
dengan cara menghambat COX-1 dan COX-2, sehingga dapat
mengakibatkan perdarahan lambung, gangguan fungsi ginjal, retensi
cairan dan hiperkalemia. OAINS yang bersifat inhibitor COX-2 selektif
akan memberikan efek gastrointestinal yang lebih kecil dibandingkan
penggunaan OAINS yang tradisional.4,15,34
3. Terapi Lokal
Terapi lokal meliputi pemberian injeksi intra artikular steroid
atau hialuronan (merupakan molekul glikosaminoglikan besar dan
berfungsi sebagai viskosuplemen) dan pemberian terapi topikal,
seperti krem OAINS, krem salisilat atau krem capsaicin. Injeksi
steroid intra artikular diberikan bila didapatkan infeksi lokal atau efusi
sendi.15
4. Operasi
Bagi penderita dengan OA yang sudah parah, maka operasi
merupakan tindakan yang efektif.43 Operasi yang dapat dilakukan
antara lain arthroscopic debridement, joint debridement, dekompresi
tulang, osteotomi dan artroplasti. Walaupun tindakan operatif dapat
menghilangkan nyeri pada sendi OA, tetapi kadang-kadang fungsi
sendi tersebut tidak dapat diperbaiki secara adekuat, sehingga terapi
fisik pre dan pasca operatif harus dipersiapkan dengan baik.15,43
5. Tindakan Alternatif Lain
Perkembangan penatalaksanaan OA yang terbaru adalah
penggunaan glukosamin dan kondroitin untuk pengobatan OA, yang
digolongkan dalam makanan suplemen, namun hasilnya masih
kontroversial.
Terapi lain yang masih dalam tahap eksperimen adalah
cartilage repair dan transplantasi rawan sendi. Kedua model
penatalaksanaan tersebut belum dapat digunakan untuk pengobatan
OA secara umum.4
Terapi non obat terdiri dari edukasi, penurunan berat badan,
terapi fisik dan terapi kerja. Pada edukasi, yang penting adalah
meyakinkan pasien untuk dapat mandiri, tidak selalu tergantung pada
orang lain. Walaupun OA tidak dapat disembuhkan, tetapi kualitas
hidup pasien dapat ditingkatkan.4
Penurunan berat badan merupakan tindakan yang penting,
terutama pada pasien-pasien obesitas, untuk mengurangi beban pada
sendi yang terserang OA dan meningkatkan kelincahan pasien waktu
bergerak. Suatu studi mengikuti 21 penderita OA yang mengalami obesitas, kemudian mereka melakukan penurunan berat badan
dengan cara diet dan olah raga. Setelah diikuti selama 6 bulan,
dilaporkan bahwa pasien-pasien tersebut mengalami perbaikan fungsi
sendi serta pengurangan derajat dan frekuensi rasa sakit.42
Terapi fisik dan terapi kerja bertujuan agar penderita dapat
melakukan aktivitas optimal dan tidak tergantung pada orang lain.
Terapi ini terdiri dari pendinginan, pemanasan dan latihan
penggunaan alat bantu. Dalam terapi fisik dan terapi kerja dianjurkan
latihan yang bersifat penguatan otot, memperluas lingkup gerak sendi
dan latihan aerobik. Latihan tidak hanya dilakukan pada pasien yang
tidak menjalani tindakan bedah, tetapi juga dilakukan pada pasien
yang akan dan sudah menjalani tindakan bedah, sehingga pasien
dapat segera mandiri setelah pembedahan dan mengurangi
komplikasi akibat pembedahan.15,34
2. Terapi Obat
Parasetamol merupakan analgesik pertama yang diberikan
pada penderita OA dengan dosis 1 gram 4 kali sehari, karena
cenderung aman dan dapat ditoleransi dengan baik, terutama pada
pasien usia tua. Kombinasi parasetamol / opiat seperti coproxamol
bisa digunakan jika parasetamol saja tidak membantu. Tetapi jika
dimungkinkan, penggunaan opiat yang lebih kuat hendaknya
dihindari.34
Kelompok obat yang banyak digunakan untuk menghilangkan
nyeri penderita OA adalah obat anti inflamasi non steroid (OAINS).
OAINS bekerja dengan cara menghambat jalur siklooksigenase (COX)
pada kaskade inflamasi. Terdapat 2 macam enzim COX, yaitu COX-1
(bersifat fisiologik, terdapat pada lambung, ginjal dan trombosit) dan
COX-2 (berperan pada proses inflamasi). OAINS tradisional bekerja
dengan cara menghambat COX-1 dan COX-2, sehingga dapat
mengakibatkan perdarahan lambung, gangguan fungsi ginjal, retensi
cairan dan hiperkalemia. OAINS yang bersifat inhibitor COX-2 selektif
akan memberikan efek gastrointestinal yang lebih kecil dibandingkan
penggunaan OAINS yang tradisional.4,15,34
3. Terapi Lokal
Terapi lokal meliputi pemberian injeksi intra artikular steroid
atau hialuronan (merupakan molekul glikosaminoglikan besar dan
berfungsi sebagai viskosuplemen) dan pemberian terapi topikal,
seperti krem OAINS, krem salisilat atau krem capsaicin. Injeksi
steroid intra artikular diberikan bila didapatkan infeksi lokal atau efusi
sendi.15
4. Operasi
Bagi penderita dengan OA yang sudah parah, maka operasi
merupakan tindakan yang efektif.43 Operasi yang dapat dilakukan
antara lain arthroscopic debridement, joint debridement, dekompresi
tulang, osteotomi dan artroplasti. Walaupun tindakan operatif dapat
menghilangkan nyeri pada sendi OA, tetapi kadang-kadang fungsi
sendi tersebut tidak dapat diperbaiki secara adekuat, sehingga terapi
fisik pre dan pasca operatif harus dipersiapkan dengan baik.15,43
5. Tindakan Alternatif Lain
Perkembangan penatalaksanaan OA yang terbaru adalah
penggunaan glukosamin dan kondroitin untuk pengobatan OA, yang
digolongkan dalam makanan suplemen, namun hasilnya masih
kontroversial.
Terapi lain yang masih dalam tahap eksperimen adalah
cartilage repair dan transplantasi rawan sendi. Kedua model
penatalaksanaan tersebut belum dapat digunakan untuk pengobatan
OA secara umum.4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar