Siapa sih yang tidak pernah mengalami kesemutan?
Umumnya kita mengalaminya akibat posisi tubuh tertentu yang membuat
saraf terjepit. Duduk di lantai dengan kaki dilipat untuk waktu lama
atau karena ketiduran saat menonton TV dengan posisi tidur yang kurang
“baik”. Tetapi bila bagian tubuh itu dikibas-kibaskan atau
digoyang-goyangkan, kesemutannya akan hilang. Hal ini yang membuat kita
sering menyepelakannya.
Namun tahukah Anda, bila ada kesemutan
yang tidak bisa hilang sendiri, itu bisa jadi gejala Anda menderita
suatu penyakit, misalnya tumor otak? Gejala penyakit ini salah satunya
berupa kesemutan , ras
tebal dan baal di telapak kaki yang terus menjalar menjalar ke betis,
lalu kelutut dengan intensitas dan frekuensi makin tinggi. Penderita
bahkan lambat laun akan merasa kedua kakinya seakan lumpuh.
Rangsangan listrik terhambat
Pada dasarnya kesemutan
merupakan suatu gejala dari gangguan sistem saraf sensorik akibat
rangsang listrik di sistem itu tidak tersalur secara penuh. Yang paling
sederhana, misalnya, jalan darah tertutup akibat satu bagian tubuh
tertentu ditekuk atau tertekan terlalu lama.
Sistem saraf sensorik mempunyai prosedur
kerja baku. Stimulus berupa sentuhan, tekanan, rasa sakit, dan suhu
panas atau dingin diterima oleh reseptor di kulit, yang lalu dikirimkan
ke saraf tepi, dan masuk ke susunan saraf pusat di sumsum tulang
belakang. Di sini stimulus diteruskan ke atas sampai thalamus, terus ke
kulit otak (cerebral cortex). Baru pada saat inilah apa yang dirasakan
tadi disadari oleh si individu.
Kalau ada gangguan dalam jalur sensorik
baku tadi, timbullah kesemutan.Yang mesti kita waspadai adalah jika ada
gejala lain diluar kesemutan. Kalau ada tumor di otak selain gejala
kesemutan atau bebal tadi ada juga sakit kepala, gangguan penglihatan,
pendengaran, muntah-muntah dan kelumpuhan kecil.
Serangan virus
Kesemutan juga bisa terjadi akibat
adanya radang sumsum tulang belakang yang terjadi karena infeksi virus,
biasanya virus cytomegalovirus. Pada orang dewasa, kadang-kadang
kesemutan ini didahului oleh flu berat. Kesemutan semakin menghebat,
naik dari ujung jari menjalar sampai kepusar. Gejalanya berkembang
menjadi rasa tebal. Lalu penderita sukar berjalan.
Bila terjadi infeksi di tulang belakang,
dari pusar kebawah tak dapat digerakkan. Penderita tak dapat mengontrol
buang air kecil. Buang air besar pun sulit. Penyakit ini dinamakan
myliltis (radang sumsum tulang belakang). Tergantung pada kerusakannya,
penyakit ini dapat disembuhkan total, dapat pula cuma sembuh sebagian,
tetapi ada juga yang sampai lumpuh.
Makanya menghadapi pasien kesemutan,
dokter selalu akan menyelidiki bagian tubuh yang mengalami kesemutan,
luasnya, tempat awal kesemutan, dan perkembangan kesemutan itu sejak
awal. Semua informasi ini akan menunjukkan penyebab masalah. Barangkali
pada saraf tepi, pada otot, sumsum tulang belakang atau bahkan otak.
Komplikasi syaraf
Semantara pada pasien jantung, kesemutan
bisa muncul akibat komplikasi jantung dengan sarafnya. Yang terjadi
misalnya, si pasien menjalani operasi transplatasi, ada bekuan darah,
yang kemudian terbawa aliran darah keatas, sehingga terjadi penyumbatan
diotak. Bila kebetulan sumbatan itu mengenai daerah yang menyatur sistem
sensorik, sipenderita akan merasakan kesemutan sebelah.
Pada penderita stroke yang terjadi juga
mirip. Bahkan lebih dari itu, jika yang terserang adalah sistem motorik,
ia akan lumpuh. Namun bila yang terserang sistem sensorik saja, yang ia
rasakan hanya kesemutan atau baal sebelah.
Gejala kesemutan juga umum terjadi pada
para lansia penderita rematik. Dalam hal ini, saraf terjepit bukan
akibat tertekan melainkan sendi dipergelangan tangan yang berubah bentuk
karena faktor usia. Operasi dapat dilakukan oleh ahli bedah saraf untuk
mengendurkan saraf tersebut. Namun bila rematiknya dapat diobati,
tindakan operasi tak perlu dilakukan.
Diabetes pun bisa
Para penggemar minuman keraspun ada yang
akrab dengan kesemutan, bila takaran alkohol yang merasuki tubuhnya
sudah terlalu banyak. Alkohol akan merusak metabolisme vitamin B1,
vitamin yang diperlukan untuk penghantaran rangsang listrik pada saraf.
Dalam hal ini kesemutan terjadi bukan karena tekanan, tetapi karena
fungsi saraf terganggu.
Kesemutan juga bisa menjadi gejala diabetes.
Biasanya semakin lama “jam terbangnya” sebagai penderita diabetes,
semakin tinggi kemungkinan kesemutan muncul. Yang dirasakan biasanya
telapak kaki terasa tebal, kadang-kadang panas, kesemutan diujungnya
terus menerus. Kemudian disertai rasa nyeri yang menikam, seperti
ditusuk-tusuk di ujung telapak kaki, terutama pada malam hari.
Anak-anakpun dapat terserang gangguan
kesemutan ini. Namun bila suatu kali anak mengeluh kesemutan pada
jari-jari dan terus merambat ke atas besar kemungkinan itu hanya akibat
kekurangan vitamin. Biasanya ini diderita anak-anak yang agak besar.
Tapi kesemutan pada anak-anak jarang terjadi, karena jaringan sarafnya
masik fleksibel dan anak-anak biasanya lebih aktif bergerak. (sy/int)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar