Senin, 27 Mei 2013

Kesemutan Apa Penyebabnya

Siapa sih yang  tidak pernah mengalami kesemutan? Umumnya kita mengalaminya akibat posisi tubuh tertentu yang membuat saraf terjepit. Duduk di lantai dengan kaki dilipat untuk waktu lama atau karena ketiduran saat menonton TV dengan posisi tidur yang kurang “baik”. Tetapi bila bagian tubuh itu dikibas-kibaskan atau digoyang-goyangkan, kesemutannya akan hilang. Hal ini yang membuat kita sering menyepelakannya.
Namun tahukah Anda, bila ada kesemutan yang tidak bisa hilang sendiri, itu bisa jadi gejala Anda menderita suatu penyakit, misalnya tumor otak? Gejala penyakit ini salah satunya berupa kesemutan , ras tebal dan baal di telapak kaki yang terus menjalar menjalar ke betis, lalu kelutut dengan intensitas dan frekuensi makin tinggi. Penderita bahkan lambat laun akan merasa kedua kakinya seakan lumpuh.
Rangsangan listrik terhambat
Pada dasarnya kesemutan merupakan suatu gejala dari gangguan sistem saraf sensorik akibat rangsang listrik di sistem itu tidak tersalur secara penuh. Yang paling sederhana, misalnya, jalan darah tertutup akibat satu bagian tubuh tertentu ditekuk atau tertekan terlalu lama.
Sistem saraf sensorik mempunyai prosedur kerja baku. Stimulus berupa sentuhan, tekanan, rasa sakit, dan suhu panas atau dingin diterima oleh reseptor di kulit, yang lalu dikirimkan ke saraf tepi, dan masuk ke susunan saraf pusat di sumsum tulang belakang. Di sini stimulus diteruskan ke atas sampai thalamus, terus ke kulit otak (cerebral cortex). Baru pada saat inilah apa yang dirasakan tadi disadari oleh si individu.
Kalau ada gangguan dalam jalur sensorik baku tadi, timbullah kesemutan.Yang mesti kita waspadai adalah jika ada gejala lain diluar kesemutan. Kalau ada tumor di otak selain gejala kesemutan atau bebal tadi ada juga sakit kepala, gangguan penglihatan, pendengaran, muntah-muntah dan kelumpuhan kecil.
Serangan virus
Kesemutan juga bisa terjadi akibat adanya radang sumsum tulang belakang yang terjadi karena infeksi virus, biasanya virus cytomegalovirus. Pada orang dewasa, kadang-kadang kesemutan ini didahului oleh flu berat. Kesemutan semakin menghebat, naik dari ujung jari menjalar sampai kepusar. Gejalanya berkembang menjadi rasa tebal. Lalu penderita sukar berjalan.
Bila terjadi infeksi di tulang belakang, dari pusar kebawah tak dapat digerakkan. Penderita tak dapat mengontrol buang air kecil. Buang air besar pun sulit. Penyakit ini dinamakan myliltis (radang sumsum tulang belakang). Tergantung pada kerusakannya, penyakit ini dapat disembuhkan total, dapat pula cuma sembuh sebagian, tetapi ada juga yang sampai lumpuh.
Makanya menghadapi pasien kesemutan, dokter selalu akan menyelidiki bagian tubuh yang mengalami kesemutan, luasnya, tempat awal kesemutan, dan perkembangan kesemutan itu sejak awal. Semua informasi ini akan menunjukkan penyebab masalah. Barangkali pada saraf tepi, pada otot, sumsum tulang belakang atau bahkan otak.
Komplikasi syaraf
Semantara pada pasien jantung, kesemutan bisa muncul akibat komplikasi jantung dengan sarafnya. Yang terjadi misalnya, si pasien menjalani operasi transplatasi, ada bekuan darah, yang kemudian terbawa aliran darah keatas, sehingga terjadi penyumbatan diotak. Bila kebetulan sumbatan itu mengenai daerah yang menyatur sistem sensorik, sipenderita akan merasakan kesemutan sebelah.
Pada penderita stroke yang terjadi juga mirip. Bahkan lebih dari itu, jika yang terserang adalah sistem motorik, ia akan lumpuh. Namun bila yang terserang sistem sensorik saja, yang ia rasakan hanya kesemutan atau baal sebelah.
Gejala kesemutan juga umum terjadi pada para lansia penderita rematik. Dalam hal ini, saraf terjepit bukan akibat tertekan melainkan sendi dipergelangan tangan yang berubah bentuk karena faktor usia. Operasi dapat dilakukan oleh ahli bedah saraf untuk mengendurkan saraf tersebut. Namun bila rematiknya  dapat diobati, tindakan operasi tak perlu dilakukan.
Diabetes pun bisa
Para penggemar minuman keraspun ada yang akrab dengan kesemutan, bila takaran alkohol yang merasuki tubuhnya sudah terlalu banyak. Alkohol akan merusak metabolisme vitamin B1, vitamin yang diperlukan untuk penghantaran rangsang listrik pada saraf. Dalam hal ini kesemutan terjadi bukan karena tekanan, tetapi karena fungsi saraf terganggu.
Kesemutan juga bisa menjadi gejala diabetes. Biasanya semakin lama “jam terbangnya” sebagai penderita diabetes, semakin tinggi kemungkinan kesemutan muncul. Yang  dirasakan biasanya telapak kaki terasa tebal, kadang-kadang panas, kesemutan diujungnya terus menerus. Kemudian disertai rasa nyeri yang menikam, seperti ditusuk-tusuk di ujung telapak kaki, terutama pada malam hari.
Anak-anakpun dapat terserang gangguan kesemutan ini. Namun bila suatu kali anak mengeluh kesemutan pada jari-jari dan terus merambat ke atas besar kemungkinan itu hanya akibat kekurangan vitamin. Biasanya ini diderita anak-anak yang agak besar. Tapi kesemutan pada anak-anak jarang terjadi, karena jaringan sarafnya masik fleksibel dan anak-anak biasanya lebih aktif bergerak. (sy/int)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar